heyhooooo!
Gue udah balik lagi ke Jogja setelah menghabiskan jatah liburan gue sebulan di Bogor dan Bandung :)
Memasuki semester baru ini gak tau kenapa gue gak ada mood sama sekali. Bawaannya maleeees aja mulai kuliah lagi. Sampe akhirnya, gak tau kenapa pas di hari terakhir liburan gue pengen aja jalan-jalan, dan gue memilih untuk main ke Monjali.
Monjali itu apa sih? Monjali (Monumen Jogja Kembali) itu salah satu objek wisata museum di Jogja, letaknya sekitar 3 KM dari kosan gue. Deket kan? Nah, maka dari itu gue pun berangkat sendiri ke sana. Sendiri? iyaaaa sendiri! ih biasa aja kali, gue sering kok pergi sendiri ;) Kenapa sendiri? Karenaaaaa gue emang lagi butuh sendiri aja. Kalo kata orang sih, Being alone, even lonely, is better than being together with wrong people. *apeu* :p
Nah, gue ceritain sedikit ya pengalaman gue main ke sana :)
selamat datang :) |
Begitu masuk ke gerbang monjali, kita akan disambut oleh Pak Kumis (atau Pak Raden?) berpakaian adat jawa. Pak Kumis ini semacam boneka yang rangkanya terbuat dari bambu (kayaknya sih gitu :p). Lucu ya Pak Kumisnya? :D
Setelah itu gue beli tiket masuk di loket, harga tiket masuknya IDR 7.500 dan ditambah tiket izin memotret IDR 1000 untuk satu kamera. Murah ya?
Habis beli tiket, mulai lah jalan ke area museum. Jarak dari loket ke gedung museumnya agak jauh sih, tapi sepanjang jalan kita bisa lihat macam-macam lampion di sana, salah satunya ada lampion paling gede berbentuk ayam.
eh, ini beneran bentuk ayam kan? :D |
Di belakang lampion ini, ada stands yang jual makanan, minuman, dan souvenir. Di depan stands juga dihiasi lampion-lampion berbagai bentuk.
Setelah jalan sedikit, udah kelihatan jelas deh gedung museumnya :)
dari jauh bentuknya kayak nasi tumpeng :D |
Pintu masuk museum lantai 1 |
Monumen ini terdiri dari tiga lantai, di lantai pertama itu ada 3 ruang museum, ruang perpustakaan, serta semacam tempat pertunjukan (gak tau namanya apa).
Isi museum di lantai satu cukup menarik. Di museum ini kita bisa lihat foto-foto perjuangan kemerdekaan dan perlawanan terhadap penjajahan di Jogjakarta, serta senjata dan benda-benda yang digunakan pada masa perang seperti senjata api, miniatur perahu, telepon jadul dan radio yang digunakan buat komunikasi, mesin jahit, baju yang dipakai para pejuang, hingga tempat nasi dan tempat minum yang dipakai pada zaman perang dulu.
Patung para pejuang kemerdekaan |
suasana pertolongan oleh palang merah pada saat perang |
ini sepedanya asli loh :D |
quote kata mutiara Jenderal Soedirman |
Setelah selesai berkeliling di lantai 1, kita bisa melihat-lihat di lantai 2 dan 3. Untuk menuju ke lantai 2 dan 3, kita harus keluar dulu dari gedung dan pergi ke sisi lain monumen.
kolam di sekitar monumen. bisa buat mancing ikan loh :)) |
Nah, lihat kan tangga di gambar itu? Itu adalah tangga menuju lantai 2 monumen. Di lantai 2, ada relief dan diorama-diorama perjuangan gitu, di tiap diorama ada sound musik-musik perjuangan dan cerita tentang peristiwa pada diorama-diorama itu. Jadi kita bisa melihat diorama sambil dengerin cerita.
Diorama - Pangima Jenderal Soedirman melapor kepada Presiden RI |
Sambil lihat diorama, kita bisa dengerin cerita dari sound. Waktu gue lagi berdiri di depan diorama ini, terdengar suara (ceritanya suara Bung Karno) yang mengatakan kalimat yang sudah kita kenal ini dengan tegas:
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya"
Ruangan diorama ini gelaaaap banget. Karena gue pergi sendirian ke sana, gue jadi ngerasa takut juga. Akhirnya gue nunggu ada rombongan yang masuk kesana dan ngikutin mereka keliling-keliling di ruangan diorama hihi.
Setelah mengelilingi ruang diorama di lantai dua, lanjutin deh naik tangga ke lantai tiga. Lantai tiga monumen ini adalah ruang Garbha Graha, atau bisa disebut ruang hening. Ruang ini adalah ruang khusus untuk mendoakan arwah para pahlawan (sekaligus mengenang kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia)
Dari semua bagian di monumen ini, gue paling suka ruang hening di lantai 3 ini. Emang ada apa sih di lantai 3 ini? aaah gue gak mau kaih tau haha. coba aja datang ke sana dan lihat sendiri ada apa di lantai 3 ini.
Saat itu gue naik sendiri ke ruang hening ini, dan berdiam diri cukup lama di sana untuk melihat-lihat dan merenungkan sesuatu.
And I got something.
Setelah menyendiri di sana, gue dapat semangat baru untuk memulai semester baru :)
Pahami maknanya, dapatkan semangatnya :) |
Setelah itu, selesai sudah acaraku muter-muter di monumen monjali ini. Langit sudah mendung dan gue harus cepet-cepet pulang ke kosan sebelum turun hujan.
Sebelum kembali ke parkiran, ada baiknya berkeliling dulu melihat-lihat di halaman monumen. Halaman monumen ini gak kalah menarik dengan bagian dalam monumen. Di sana ada tembok yang bertuliskan nama-nama pahlawan yang gugur saat perlawanan di Jogja.
nama-nama pahlawan yang gugur |
kutipan puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar |
Selain itu, di sana juga ada wahana bermain anak-anak kayak bom bom car, becak keliling, trampolin dll. Di sana cocok untuk tempat bermain anak-anak. Ehm, karena gue bukan anak-anak dan belum punya anak sih ya, jadi cuma lihat-lihat aja :)
becak keliling |
tangga keluar. ada lampion-lampion yang akan nyala di malam hari |
Berkeliling di Monjali sendirian cukup menyenangkan. Mungkin buat sebagian orang agak aneh kali ya ngelihat orang yang senang pergi sendirian (apalagi ke museum). Kalau buat gue pribadi sih, walaupun gue senang pergi sama teman-teman, ada saat-saat dimana gue perlu pergi sendirian dan terkadang pergi sendiri itu terasa lebih menyenangkan hahaha ;)
setauku it bkan ayam tapi bentuk elang ^^
ReplyDeleteeh iya yah? setelah dilihat-lihat lagi sepertinya itu emang bentuk elang! hehehe
ReplyDeletekeren ya
ReplyDeleteCV Tugu