Thursday, September 15, 2011

bakau atau tembakau?

Halooooo
Berhubung di semester 3 ini dibebaskan untuk ambil mata kuliah apa saja, gak harus paketan kayak semester-semester sebelumnya, jadi untuk memenuhi 24 sks saya ambil beberapa mata kuliah pilihan, salah satunya "Teknologi Karet dan Tembakau"

JRENGGG!!
APA ITU?

Nah mata kuliah ini tuh membahas tentang bagaimana cara mengolah karet dan tembakau untuk menjadi produk, baik primer maupun sekunder gitu.. dan pertemuan pertama kemarin diisi oleh pak Dr. Djagal Wiseso Marseno dengan materi tentang tembakau.

TEMBAKAU
Tahukah kalian tembakau itu apa?
iya! betul sekali! ini tembakau yang biasa dibuat rokok itu! naaah kalo tanaman tembakau? pada tau gak tanaman tembakau itu kayak apa?
Jadi, tanaman tembakau itu kayak gini nih :

tembakau - gambar dari sini
Ada yang udah pernah lihat tanaman tembakau itu? For your info nih, ada loh satu orang mahasiswa yang bengong pelanga pelongo pas kuliah kemaren, dia baru tau kalo pohon tembakau itu kayak begitu! Siapakah dia? Ya, SAYA!! *tepuk tangan, pemirsah!* Selama ini saya kira pohon tembakau itu adanya di pesisir pantai! Ternyata oh ternyata, yang di pinggiran pantai itu pohon BAKAU atau mangrove. selama ini saya kira mangrove itulah bahan dasar pembuatan rokok. Ternyata "bakau" dan "tembakau" itu beda ya? Hihi salah pengertian akika!

Nah, kalau gambar pohon BAKAU itu begini nih:

Bakau - gambar dari sini  
Ternyata pohon bakau dan tembakau itu beda jauh ya? Saya baru tau loh! hihihi kemana aja ya saya?

Friday, September 9, 2011

B

I got "B" for math!
Yeay!
Alhamdulillah :)

Sunday, February 13, 2011

saya ikut UAS

Ceman-ceman,

Saya ikut UAS kalkulus.

Jadi begini, waktu itu saya sudah berada di ruangan ujian, sudah mengisi NAMA, NIM, dan segala identitas yang harus dituliskan di lembar jawaban, lalu ibu pengawas meminta saya untuk keluar ruangan dan mengganti alas kaki saya dengan sepatu yang sesuai dengan standar fakultas.

Lembar jawaban saya sampai ke dosen kalkulus, dinilai walaupun saya tidak menjawab apa-apa (mungkin nilai saya "0", tetapi itu tetap saja sebuah nilai). Jadi secara teknis saya mengikuti UAS kalkulus.

Jadi, saya rasa wajar jika nilai saya tetap keluar.Karena saya ikut UTS dan UAS.
Terima Kasih :)

Tuesday, February 8, 2011

Mau ke JOGJA ?

 
Semenjak saya kuliah di UGM, saya jadi sering pergi bolak-balik Jakarta-Jogja. Sebenernya lebih tepat dibilang Bogor-Jogja sih, tapi kan untuk ke bogor saya tetap harus melewati jakarta dulu :)

Pertama kali saya pergi sendiri ke Jogja adalah waktu tes TOEFL untuk mahasiswa baru, sekitar bulan Juni 2010 lalu. Setelahnya, saya sering bolak-balik Jakarta-Jogja untuk pulang ke rumah. Saya termasuk orang yang cukup sering pulang ke rumah. Bahkan di antara teman-teman yang sesama orang Jakarta, kayaknya saya adalah yang paling sering pulang deh hehe. Saya paling nggak bisa melihat hari libur. Setiap ada hari libur yang agak panjang, saya pulang. Mungkin sampai ayah saya bosan sendiri kali ya melihat anaknya pulang pergi Jakarta-Jogja.

Karena sering pulang itulah, saya jadi tahu berbagai cara menuju jogja. Nah, ini dia pengalaman saya :

1.    Naik kereta
Kereta adalah pilihan pertama saya jika saya sedang ingin menikmati perjalanan. Selama 6 bulan kuliah di Jogja, saya sudah 5 kali naik kereta. Baik Jakarta-Jogja maupun Jogja-Jakarta.

Dari Jogja ke Jakarta, kereta eksekutif yang dapat dipilih adalah kereta Taksaka (baik malam maupun pagi). Taksaka Malam berangkat dari Stasiun Tugu, Jogja sekitar pukul delapan malam dan akan tiba di Stasiun Gambir, Jakarta sekitar pukul setengah lima pagi. Sedangkan Taksaka pagi, akan berangkat dari Stasiun Tugu Jogja sekitar pukul Sembilan pagi dan akan tiba di Stasiun Gambir sekitar pukul lima sore. Kereta ini berhenti di Stasiun Purwokerto dan Cirebon.

Selain kereta Taksaka, ada juga kereta Argo Dwipangga atau kereta Argo Lawu jurusan Solo Balapan – Jakarta. Kereta Argo Dwipangga berangkat malam hari dari Solo menuju Jakarta. Sedangkan kereta Argo Lawu berangkat pagi hari dari Jakarta menuju Solo. Kereta ini akan berhenti di Klaten, Jogja, Purwokerto, dan Cirebon.

Dari Jakarta ke Jogja, keretanya masih sama, hanya saja berkebalikan jadwal. Taksaka Pagi akan berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.45 pagi dan akan tiba di Stasiun Tugu, Jogja sekitar pukul lima sore. Sedangkan kereta taksaka malam akan berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.45 malam, dan akan tiba di Stasiun Tugu, Jogja sekitar pukul lima pagi.

Untuk kereta Argo Dwipangga, kereta ini berangkat dari Jakarta pukul delapan pagi dan tiba di Stasiun Tugu,  Jogja sekitar pukul setengah empat sore. Sedangkan kereta Argo Lawu, kereta ini akan berangkat dari Jakarta pukul delapan malam dan akan tiba di Stasiun Tugu, Jogja  sekitar pukul setengah empat pagi.

Dari kereta-kereta di atas, saya pernah naik kereta Taksaka dan Kereta Argo Dwipangga. Kedua kereta ini sebenarnya hampir sama. Keduanya sama-sama kereta eksekutif, namun berbeda di kata ‘Argo’. Saya tidak tahu apa yang membedakan jenis kereta eksekutif argo dengan kereta eksekutif biasa, namun saya memang merasakan sedikit perbedaan dari kedua kereta ini.

Kereta Argo Dwipangga lebih terasa ‘eksekutif’-nya daripada kereta Taksaka. Kereta Argo Dwipangga ini memiliki seat yang sedikit lebih lapang dan jarak satu tempat duduk dengan tempat duduk di depannya lebih luas. Jika di kereta Taksaka, saya tidak bisa menselonjorkan kaki sampai lurus, pasti mentok. Tapi, di kereta Argo Dwipangga saya bisa menselonjorkan kaki sampai lurus dan tidak perlu merasakan pegal.

Untuk masalah harga, keduanya tidak jauh berbeda. Selisihnya hanya sekitar dua puluh sampai tiga puluh ribu rupiah. Mungkin, karena jarak yang ditempuhnya juga berbeda.

Namun, dibalik perbedaan tadi, overall keduanya sama saja.

Sebenarnya selain kereta-kereta tersebut masih ada kereta lain seperti kereta bisnis dan ekonomi yang melayani rute Jogja-Jakarta, namun saya belum pernah mencobanya.

2.    Naik Pesawat

Pesawat menjadi pilihan saya ketika saya tidak ingin berlama-lama dalam perjalanan , dan ingin secepat mungkin tiba di rumah.

Saya pernah mencoba tiga maskapai penerbangan yang melayani rute Jogja-Jakarta, yakni Garuda Indonesia, Air Asia, dan Batavia Air.

Jika ditanya mana yang paling nyaman di antara ketiga Airlines tersebut, sudah pasti jawabannya adalah Garuda. Sudah bisa ditebak pastinya. Bisa terlihat dari tarifnya kan? :)

Ya, diantara ketiga maskapai penerbangan tersebut Garuda memang maskapai yang tarifnya paling mahal. Untuk economy-class saja tarifnya sekitar enam ratus ribu rupiah untuk sekali perjalanan, sudah termasuk tax, asuransi, dan free bagasi 20 kg. Untung waktu itu saya dibayari oleh ayah saya, jadi gak bangkrut-bangkrut amat deh hehe :D. Tapi, tarif yang mahal ini sebanding dengan kualitas kok. Garuda sangat memperhatikan ketepatan waktu dan kenyamanannya. Di pesawat ini kita tidak akan mati kebosanan, karena selama perjalanan ada tv kecil yang akan menayangkan video. Selain itu, penumpangnya akan diberi snack dan minuman.

Untuk ukuran mahasiswa seperti saya, saya pasti cari tarif yang paling murah. Untuk itu, pilihan saya jatuh ke Air Asia. Air Asia sering berbaik hati memberikan harga promo. Tentunya jika kita membeli tiket lewat internet, bukan melalui travel agent. Pada hari-hari normal, maksudnya bukan hari raya atau libur panjang, tarif normal Air Asia 255.000 rupiah, untuk tiket promosi harganya 200.000 rupiah, belum termasuk tax, asuransi, dan bagasi tentunya. Tapi gak tau ada event apa, ketika kemarin saya cek harga di web Air Asia, sedang ada tarif promo dan besarnya hanya 110.000 rupiah. Seratus sepuluh rebu bisa nyampe jogja ? waaw! Menarik sekali ya buat para mahasiswa! Haha. Tapi dibalik harganya yang murah, tentu ada konsekuensi yang harus kita tanggung. Selama satu jam perjalanan dari Jogja ke Jakarta, kita tidak akan ditawari makanan, minuman, maupun permen gratis. Kalau kita mau makan atau minum sesuatu, kita harus membelinya di atas pesawat. Selain itu, Air Asia juga kurang tepat waktu. Pengalaman saya ketika naik Air Asia, di tiket tertulis waktu pemberangkatan adalah pukul 12.55, tapi sampai lebih dari pukul 12.55 kami masih menunggu di boarding room dan belum ada panggilan untuk naik ke pesawat.

Terakhir, baru kemarin ini saya naik Batavia Air. Harga tiket normalnya berkisar tiga ratus sampai empat ratus ribu rupiah, tapi saya membeli tiket promo yang harganya dua ratus tujuh puluhan ribu. Sekali lagi, saya pilih harga yang sesuai untuk mahasiswa *inget : harus hemat! :)*. Untuk Batavia Air, harga tiket promo ini sudah termasuk tax, asuransi dan free bagasi 20 kg. Di Batavia Air kita akan diberi minuman dan snack di perjalanan.

3.    Naik Travel.

Saya pernah sekali naik travel. Dari Bogor ke Jogja. Tarif travel ini 175.000 rupiah. Dijemput di rumah dan diantar sampai kosan. Karena itu, kita tidak akan merasa ribet jika membawa banyak barang.

Sebenarnya naik travel enak-anak saja, jika jalannya tidak berkelok-kelok dan supirnya tidak sedang menjajal kemampuan ‘pembalap’-nya.

Ya, ketika naik travel dari Bogor ke Jogja, jangan heran jika supir travel tersebut mengendarai mobilnya dengan super-ngebut. Bukan hanya ngebut, tapi SUPER-ngebut. Mungkin itu sudah standar mengendarai travel kali yaa. Ngebut di jalanan lurus masih oke lah ya, tapi ngebut di jalanan yang berkelok-kelok? Saya tidak ingin merasakannya dua kali. Siapa yang ingin merasakan tidak bisa tidur semaleman sepanjang perjalanan Bogor-Jakarta? Hahaha, sekarang saya berpikir berkali-kali jika ingin naik travel.

Selain ketiga cara tadi, kita juga bisa naik bus. Banyak sekali bus yang menawarkan perjalanan Jogja-Jakarta atau sebaliknya. Tapi, saya tidak bisa sharing karena belum pernah mencobanya. Kapan-kapan boleh dicoba kali ya, naik bis dari Jogja ke Jakarta? :D

Jadiiiiiii, what I wanna tell you is jangan ragu kalo mau berlibur atau pergi mengunjungi Jogja. Banyak kok alternatif perjalanan yang ditawarkan. Dari yang paling murah sampai paling -ehm- mahal, ada. Tinggal disesuaikan dengan budget dan kebutuhan aja.

DITUNGGU DI JOGJA, YAAAA :)

Saturday, February 5, 2011

I just wanna say that ...

I lVE
02 . 02 . 2011

Thursday, February 3, 2011

0 2 . 0 2 . 2 0 1 1

Today is greaaaaat day !

Hari ini gue jalan-jalan sama temen-temen gue, Dina dan Ochi. Setelah minggu kemaren main ke puncak, minggu ini kami pergi ke Depok.

Niat awal gue ke Depok tuh mau hunting buku di Gramedia-nya. Semenjak masih di Jogja gue udah ngerencanain hunting buku ke gramedia depok, soalnya gue tiba-tiba kena sindrom kangen-gramed-depok gara-gara baca novel ‘Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin’ yang ditulis sama Tere-Liye.

Awalnya sih gak ada niat buat pergi ke Depok hari itu, tapi berhubung gue bosen di rumah jadi gue ajakin Dina ke gramed Depok buat cari novel Coming Home dan Alita@Heart. Tumben-tumbenan deh si  Dina langsung mau! Usut punya usut, ternyata dia emang udah niat mau ke depok hari itu buat ketemu temennya dan kebetulan banget gue ngajak dia ke Depok jadi dia ada temennya.

     Gue dan Dina janjian ketemu di Vena, soalnya Dina harus online dulu buat Heregistrasi semester baru. Pas disana kita ajak ochi deh, dan dia langsung mau! Padahal pas minggu kemaren diajakin ke kebun teh susaaah banget giliran ke Mall deh langsung iya :P

Kami pergi ke Depok naik angkot, akhirnyaaa setelah sekian lama gue gak naik angkot gue ngerasain lagi pergi naik mobil biru ini haha *lebay*

Sampe di Depok, kita kayak anak hilang deh celingak-celinguk di ITC. Kita mampir ke sini dulu soalnya Dina janjian ketemuan sama temennya disini. Akhirya setelah setengah jam ber- itu kali- itu kali! Temennya Dina datang jugaaa !

Dari situ kita pergi deh ke Gramed Depok. Gilaaa kangen banget deh gue udah lama gak kesini. Karena hari ini bukan hari libur kali ya, toko buku ini tumben agak sepi. Pas kita masuk baru tau deh kayaknya lagi ada sedikit  renovasi di dalam gedung jadi sedikit kurang nyaman.

Kita langsung menuju lantai 2 tempat-nya buku-buku ngumpul. Daaaan gue langsung menyusuri rak-rak FIKSI ! hahaha yaiyalah secara tujuan gue kan cari novel. Hari ini gue kan niatnya mau beli dua novel, Coming Home sama Alita@Heart, tapi tenyata  Alita@Heart baru terbit tanggal 8 Februari jadi gue Cuma bawa pulang satu novel deeeh.

Setelah dua jam-an lihat-lihat buku di gramed, kami turun ke lantai 1 dan makan di resto yang ada di lantai 1 situ. Pas lagi makan, gue merhatiin studio foto yang ada di seberang toko buku ini. Studio foto besar, dengan nama ‘Cemerlang’. Gak tau kenapa tiba-tiba muncul ide cemerlang di otak gue buat ngajakin Dina sama Ochi foto-foto. Tadinya kita mau konsep Foto-Box aja biar nostalgia waktu SMP pas jaman-jamannya fotobox booming banget. Tapiiii, karena kita males masuk-masuk ke mall dan nyari foto-box kayak gitu jadi Dina ngusulin buat foto studio aja. HAH? Foto studio? DENGAN BAJU INI? DAN MUKA KUCEL BEGINI? Hahahahaha dasar gue, Dina, Ochi orangnya spontan dan tanpa perencanaan, jadi ya tadi kami berangkat kesini dengan pakaian dan dandanan seadanya, yang gak banget deh buat orang yang mau foto-foto apalagi foto studio. Tapi mau gimana lagi kami kan udah jarang banget ketemu, jadi susah kalo mau sengajain bikin acara foto-foto doang, jadi yaaaa kami pasrah deh foto studio dengan gaya seadanya :D

Pertama, kami hunting studio fotonya dulu. Pertama kami datengin tuh studio foto ‘Cemerlang’, ternyata disitu foto studio 1 foto biayanya 35 ribu. MAHAL SEKALEEEEE ! terus kami pergi ke studio foto sebelah kirinya, lupa namanya apa dan disitu kami dapet harga yang termasuk murah. Biayanya 100rb untuk 15 foto. GILAAA MURAH BANGET ! dibandingin yang  1 foto 35rb hahaha. Prinsip Ekonomi sangat berlaku ya disini hahaha :)
Akhirnya kami pun berfoto. Segala macem gaya kami coba dan JEPRAT! JEPRET! Gak kerasa aja kalo kami udah hampir SEMBILAN PULUH KALI DIFOTO ! hahahaha udah berasa pemotretan kali yaaa sampe-sampe gak kerasa kalo udah dapet  foto sebanyak itu.

Keluar dari studio foto, kami harus pilih 15 foto terbaik buat di edit dan dicetak. Ya ampun sayang banget kan dari 90 foto kita disuruh pilih 15 doang ! SISANYA MAU DIKEMANAIIIIIN ? hiks sedih deh. Yang gak nyangka, ternyata fotonya bagus-bagus bangeeeet sampe susah deh milihnya ! Akhirnya kami gak sanggup kalo cuma harus pilih 15 foto dan kami pilih 30 foto terbaik hahaha biayanya nambah juga sih jadi 200ribu tapi ya gak papa lah soalnya kan ada kepuasan tersendiri juga koleksi foto kayak gini :)

Setelah 3 jam di studio foto, 3 JAM ! TIGA JAM ! hahaha lama ya disana. Akhirnya kami pulang dengan senyuman hahaha puas banget soalnya ngabisin uang di studio foto ternyata lebih asyik daripada di Mall. Di mall uang segitu mungkin gak kelihatan bentuknya kita dapet apaan, kalo di studio foto ini kita dapet satu kenangan !

***

Ehm,  Gue jadi pengen deh foto studio sama SI DIA. tapi kapan yaaaaa? hahaha

***

*and there is one more thing that makes me soooo happy! but, i can't share it. sorry. i just wanna make sure that it's  not just a dream. oh i hope it's not a dream. or if it is a dream, i wanna make it comes true :)*

aaargh i love you ! thank you . thank you . thank you so much for surprising me :) i'll try my best ! oh no, i will DO my best ! 

a little story :)

“Ya ampun IP gue kok kecil banget ya, Cuma 3,2”
“Eh mending lagi IP lo 3,2 ! IP gue mentok di 3,18”
“Hey gimana nilai lo?”
“3,83. Gak sesuai target nih, padahal target gue 4 loh”

     Suara-suara itu terdengar di selasar lantai dua kampus Adinda. Hari ini ada pembagian kartu hasil studi di jurusannya, dan teman-temannya sedang senang membahas IP mereka dan membandingkannya satu sama lain.

     Adinda menjauh dari gerombolan teman-temannya dan memilih duduk di ujung lorong lantai dua ini.

2,92

     Adinda memandangi angka yang tertulis di kertas yang ia pegang. 2,92? Kenapa hanya segini batinnya. Kertas yang ia pegang adalah kartu hasil studinya semester ini. Adinda begitu kecewa karena IP-nya tidak menembus angka tiga.

     Adinda segera melipat kembali kertas itu sebelum air matanya membasahi kertas yang berisi nilai-nilai hasil perjuangannya semester ini. Ia begitu kecewa dengan hasil yang ia dapat. Ia segera bergegas pulang ke kosan dan merenungi nasibnya di sana. Ia tidak ingin berlama-lama di kampus untuk menghindari pertanyaan dari teman-temannya.

    Ketika sampai di kosan, teman-teman kosannya sedang sibuk membahas masalah IP. Ketika melihat dinda datang, teman-temannya langsung menanyakan IP-nya, tapi adinda hanya menjawabnya dengan senyuman. Sepintas ia dengar, meida teman kos-nya yang kuliah di fakultas ekonomi mendapat IP 3,5.

***

     Setelah shalat dzuhur, Adinda termenung lama di kamarnya. Ia masih memikirkan nilainya yang tidak sesuai harapan. Pada awal masuk kuliah di semester ini, ia menargetkan IP-nya sebesar 3,5. Yaah ini kan masih semester pertama, pelajarannya masih mengulang pelajaran SMA! Pikirnya waktu itu.

     Karena ia merasa stress dan suntuk di kosan, adinda memilih pergi berjalan-jalan sejenak untuk melupakan masalahnya. Kemana lagi tujuannya selain ke Ambarukmo Plaza? Mall ini adalah mall terbesar di kotanya, tempat favoritnya untuk berjalan-jalan di akhir pekan. Tanpa sadar ia sudah turun dari taksi yang membawanya kesini, dan berjalan ke arah toko buku yang ada di mall ini.

     Adinda berjalan sambil melamun, ia tidak sadar ketika di depannya ada orang yang sedang berjalan ke arahnya. Tanpa sengaja mereka bertabrakkan dan ia menjatuhkan barang bawaan orang yang ditabraknya.

     “Maaf mas, saya gak sengaja! Tadi saya gak melihat mas berjalan ke arah saya. Maaf ya mas !” Adinda meminta maaf sambil merapikan barang bawaan orang yang di tabraknya. Kayaknya gue kenal deh wangi parfum ini, batinnya. Ketika ia mengangkat wajahnya, adinda melihat laki-laki yang bertabrakan dengannya itu tersenyum ke arahnya.

     “Kak Yudha?” Ternyata ia bertabrakan dengan Yudha, kakak tingkatnya di kampus yang pernah menjadi pemandu kelompoknya ketika ia ospek dulu.

     “Hai dinda, kamu lagi banyak pikiran ya? Kok jalan sambil melamun sih?” kata kak yudha sambil tersenyum ke arah adinda.

     “Ah enggak kok kak! Eh kakak abis dari mana? Dari toko buku ya?”

     “Iya nih abis beli buku sekalian lihat-lihat majalah disana, kan lumayan untuk refreshing!”

     “Oh, gitu ya. Yaudah ya kak, aku pergi dulu” Adinda bergegas pergi meninggalkan Kak Yudha, namun ia merasa ada yang menarik tangannya. Ternyata Kak Yudha menahannya.

     “Dinda, …”

     “Ya kak?” Tanya dinda bingung.

     “Gak ada yang mau kamu certain ke kakak?” Kak Yudha menatapnya dengan lembut dan teduh.

     “Cerita? Cerita apa ya kak? Eh, nggak ada kok! Nggak ada!” jawab dinda gugup.

     “Kamu yakin din? Kamu tahu kan din, kakak selalu bersedia dengerin cerita kamu”

***

     Entah atas ide siapa, mereka sekarang sudah duduk berhadapan di salah satu coffee-shop yang juga menyediakan donat di mall ini. Adinda juga sudah menceritakan mengenai hal yang membuatnya sedih dan galau hari ini. Kak Yudha mendengarkannya dengan sabar dan penuh perhatian. Ya, Kak yudha memang pendengar yang baik dan Adinda menyukai hal itu.

     “Jadi itu masalahnya, sampai-sampai kamu berkeliling di mall ini sambil melamun?”

     “Iya kak, aku begitu kecewa dengan nilaiku sampai-sampai aku gak tau apa yang harus aku lakukan”

     “Kamu jangan memikirkan IP sampai segitunya dong din. IP itu memang penting, tapi jangan sampai karena memikirkan IP-mu, kamu jadi linglung kayak gini” Kak Yudha menasehati sambil menyeruput iced-cofee nya.

     “Linglung? Enak aja! Aku gak segitunya kaleee!” Adinda menjawab dengan sebal.

     “Hehehe, jangan ngambek gitu dong din! Kamu jadi tambah manis deh kalo lagi ngambek” Kak Yudha tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah adik tingkatnya ini.

    “Basi tau ! lagian juga ih ngapain sih kakak senyum-senyum? Seneng ya IP-ku jelek? Kak Yudha seneng kan?”

     “Ih ngambeeeek! Nggak kok, lucu aja liat kamu ngambek kayak gitu ! lagian dengerin kakak ya din. Kamu jangan sampai jatuh terpuruk gitu hanya karena IP-mu! 2,92 sudah lumayan kok din”

     “Gampang bilang begitu, buat kakak yang setiap semester IP-nya terancam 4! Tapi buat aku?”

     “Kok kamu gitu sih ngomongnya? Din, denger ya. Kakak akui sekarang IP kakak memang bagus, bahkan IPK kakak juga diatas 3,5. Tapi kamu tahu? Kakak juga pernah merasakan IP rendah, malah lebih bagus IP kamu daripada IP kakak waktu itu!”

     “Masa’ sih? Aku gak percaya kakak pernah dapet IP jelek. Bahkan lebih jelek dari IP-ku sekarang. Gak mungkin banget kak! Ini Kak Yudha gitu loh!”

     “Kenapa nggak din? Ini serius, kakak pernah dapet IP 2,79! Kejadiannya sama seperti kamu, semester satu juga. Waktu itu kakak memang kurang serius dalam belajar sampai-sampai nilai kakak gak sesuai harapan. Waktu itu kakak terlalu sibuk memikirkan kenapa kakak masuk jurusan ini? Kenapa kakak gak kuliah di jurusan itu saja? Atau di universitas itu saja? Dan hal-hal seperti itulah yang membuat kakak melupakan keseriusan kakak dalam belajar, sampai akhirnya kakak melewatkan kesempatan mendapatkan IP bagus di semester satu”

     “Terus gimana ceritanya sampai kakak kok bisa dapet IP bagus kayak sekarang ini?”

     “Ehm, waktu itu sih kakak sempet down juga, tapi kakak sadar kakak tidak akan merubah IP jika hanya menyesali  keadaan seperti itu. Jadi kakak buka-buka lagi mata kuliah yang belum lulus. Kakak pahami betul isi materinya, jadi kalaupun harus mengulang kakak bisa dapat nilai A di mata kuliah itu. Dan semester berikutnya kakak betul-betul serius kuliah. Pelajari betul-betul apa yang diajarkan dosen, dan belajar kepada orang lain jika ada materi yang kakak tidak mengerti. “

     “Jadi masih ada harapan ya buat aku untuk terus melangkah di jurusan ini?”

     “Jelas masih dong! Kalau ibarat rumah, sekarang tuh kamu masih di ruang tamunya, ini masih permulaan, perjalanan kamu masih panjang kok! Dan kamu tahu Haris angkatan 2007?”

     “Iya tau, yang dapet beasiswa ke jepang itu kan?”

     “Yup! Bahkan seorang Haris Ramadhan saja pernah loh merasakan IP 2,75. Dan dia pernah bilang bangkit dari keterpurukan dan terus melangkah maju adalah hal terbaik dalam hidupnya.” Kata Kak Yudha sambil tersenyum.

     “Serius kak? Waaah aku jadi semangat lagi. Aku kira IP-ku ini adalah akhir dari segalanya. Makasih ya kak udah mau dengerin cerita aku. Aku jadi semangat lagi dan gak putus harapan. Hehe.”

    “You are welcome! Kakak kan udah bilang, kamu bisa cerita apa aja ke kakak! Lagian buat kamu, apa sih yang enggak?” Kak Yudha berkata dengan lembut.

     Adinda hanya bisa tersenyum.
     “Nah, gitu dong udah senyum lagi! Eh kakak mau kasih kamu sesuatu yang bisa bikin senyum kamu lebih lebar lagi!” Kak Yudha tersenyum misterius.

     “Apa kak?”

     “Es Krim Baskin Robbins! Mau kaaaan?”

     “Hahahaha kakak tau aja apa yang aku suka !”

***




Friday, January 14, 2011

K e n a p a ?


dari jaman baheula gue gak suka sama yang namanya matematika .

waktu baru masuk smp nilai matematika gue itu memalukan banget buat dipajang di rapot .
dari sejarah per-nilai-an gue selama sekolah, nilai terrendah ditempati oleh matematika .

berawal dari nilai matematika yang jelek itulah , gue makin benci sama matematika .
udah gak suka pelajarannya , dapet nilainya jelek pula ! gimana gak tambah benci gue sama matematika ?

waktu kelas 3 SMP, saking pengennya ngerasain dapet nilai matematika bagus di ujian nasional, gue sampe bela-belain privat matematika setiap hari. bayangin ! gue . belajar . matematika . setiap . hari !
dari yang awalnya biasa aja, sampe enek , dan sampe mau muntah gara-gara keseringan belajar matematika akhirnya gue dapet nilai matematika 9,75 di ijazah . emang gak sempurna sih nilainya. tapi, buat gue yang pernah dapet nilai matematika 67 di rapot, dapet nilai 9,75 itu udah luar biasa banget !

dan kejadian itu berulang di SMA.
waktu kelas 1 sma nilai matematika gue di rapot tidak enak untuk dilihat.
gue bener-bener gak tau ada apa antara gue dan matematika. kenapa sih susah banget buat gue untuk memahami matematika ? dan kenapa sih matematika itu sulit banget dipahami ?
waktu gue kelas 3 SMA lagi-lagi gue privat matematika .

gue belajar matematika 5 kali dong dalam seminggu ! 2 kali di sekolah, 1 kali diprivat , 1 kali di bimbel biasa, dan 1 kali di bimbel persiapan simak UI.
dan setiap kali belajar matematika, gue selalu pusing dan bawaannya pengeeeeen banget cepet-cepet keluar dari kelas. mungkin ini kali ya yang namanya MATHEMAPHOBIC !
sampe akhirnya gue berjuang di UN matematika dan dapet nilai 8 . 8 is more than enough for me. gue gak pernah berharap dapet nilai matematika 10 kok, gue sadar seberapa jauh gue sanggup memahami matematika.

DAN SEKARANG , gue udah jadi mahasiswa semester satu .
yang jadi masalah di sini adalah KENAPA ? ya, kenapa? kenapa sejarah berulang lagi !
ow My God !

Hari ini , tanggal 14 Januari 2011 adalah hari terburuk sepanjang masa belajar gue.
sudah dipastikan bahwa gue mendapat nilai E . sekali lagi, nilai E ! oh sekali lagi, NILAI "E" ! ok, enough !
gue dapet nilai E buat mata kuliah matematika dasar.

terima kasih , Indarsih ! you creates "new Record" in my life !
terima kasih sudah membuat saya membenci matematika lebih dalam .
dan terima kasih sudah membuat KHS saya menjadi lebih "berwarna" dengan ini.

saya harap saya tidak akan bertatap muka lagi dengan anda di lain kesempatan .
saya harap saya tidak akan pernah belajar di kelas anda lagi .


dan tadi gue sms bokap ..

gue : pih , maaf ya kalo IP aku jelek ..

bokap : iya

gue : matematika-ku dapet nilai E pih ..

bokap : kenapa ?

gue : .... (gak bales)


kenapa ? KENAPA ? ya , kenapaaaaa ?
dan gue sendiri gak bisa menjawab pertanyaan itu ..

dan air mata gue menitik dengan sendirinya ..

kenapa , cit ?

kenapa ?
 
kenapaaaaa hey citra bonita ?

Wednesday, January 12, 2011

Selamat jalan eneng ...


Hari ini, 12 Januari 2011 telah berpulang ke rahmatullah anakku tercinta the little "eneng"

huaaaaaaa sedih banget deh pas bangun tidur ngeliat eneng udah gak bergerak lagi di kandangnya.

eneng ini peliharaan gue yang pertama. baru kali ini loh gue melihara binatang ..

eneng tuh unyuuu :3 banget, imuuut dan penurut. dia selalu nengok kalo dipanggil, gak ngelawan kalo dielus-elus , dan paling sukaaaa makan popcorn ..

eneng udah jadi penghuni baru di kosan gue. eneng udah gue ajak jalan-jalan ke jakarta. selama ini eneng baik-baik aja, tapi karena gue 2 minggu ini sibuk UAS, eneng jadi kurang perhatian ..

maafin aku yaah neng ..
makasih udah nemenin aku belajar malem-malem ..
makasih udah nunggu aku pulang kuliah ..

yaaah sekarang kalo pulang kuliah gue gak bisa bilang "Assalamualaikum eneeeeng..."
kalo mau tidur gak bisa bilang "Met bobo eneeeeeeng .."
kalo mau pergi gak bisa bilang "Dadah eneng , tunggu mama yaaaaa ..."

hiks kayaknya singkat banget deh masa-masa gue sama eneng -.-
thankyou for being my sweet baby :3
I heart youuuu so much :* 

I ♥ youuu ,  little "eneng"

Tuesday, January 11, 2011

U A S pertama ...

segala sesuatu yang berbau "pertama" itu emang mengesankan yaaa. mungkin karena itulah kenapa cinta pertama & pacar pertama susah dilupakan (apa sih?) 

well, setelah 5 bulan lebih belajar di jogja akhirnhya gue merasakan juga UAS pertama ! yeaaay ! gue bukannya kesenengan gara-gara akhirnya merasakan UJIAN-nya UGM loh, gue seneng karena akhirnya gue bisa melewati 6 bulan pertama gue di jogja dengan "cukup baik"
 
hmm, UAS di kampus tuh beda yaa ternyata dengan UAS / semesteran waktu di sekolah ! disini tuh sensasi UAS-nya bener-bener kerasa, ini tuh bener-bener U J I A N .

setelah minggu tenang yang gue salah gunakan buat pulang ke bogor -dan gak dipake buat belajar!- gue bener-bener senewen menghadapi hari pertama. gue baca semua slide yang dikasih dosennya, gue hafalin kata-katanya -in english ya- dan bikin gue gak tenang waktu tidur, eh ternyataaaaaaaa *jreeeeng* untuk mata kuliah PTP, UAS DITIADAKAN, baca sekali lagi : DITIADAKAN ! waaaaah, walaupun gue udah belajar tapi tetep seneng aja kalo UAS-nya gak jadi ! hehe. tapi ternyata uas yang gak jadi ini digantiin dengan kunjungan industri ! yaaaah ..

hari pertama berjalan lancar :) nah hari kedua ini matakuliahnya fisika dasar ! wawwww ! FYI, dari sma -smp malah!- gue tuh gak pernah suka belajar fisika. jujur aja fisika itu bikin gue pusing ! yeah, pusing hafalin rumusnya, pusing ngitungnya, pusing deh pokoknya! dan gue gak nyangka loh pas udah kuliah masih ketemu fisika lagi. malem selasa itu gue gak belajar, liat-liat catatan juga engga. padahal gue gak terlalu merhatiin kalo dosennya lagi jelasin di kelas, tapi gue tetep santai gara-gara sifat ujiannya yang terbuka alias boleh openbook! nah inilah yang bikin gue bilang : thanks youuu Stefani Amanda :), soalnya gue fotokopi catetan dia buat ujian ini (harap JANGAN DITIRU!) dan semua rumusnya lengkap ada di situ jadi gue gak kesulitan ngerjain soal-soal dari dosennya.

hari ketiga itu, mata kuliahnya kimia organik ! sebenernya, ini tuh harapan gue buat dapet nilai "A" di KHS. yaaa gue emang suka kimia, terutama kimia organik. jadi malem itu gue nginep deh di kosannya rizka habiba, ceritanya belajar bareng gitu bermodal buku Harold Hart (bukunya segede gaban loh !) kita udah optimis aja nih buat uas kimia organik ini, pas besoknya di kampus waaaaaw ternyata soal-soalnya gak sesuai perkiraan ! nah kok gue merasa dikhianati ya ama kimia organik ini ? ckck

hari keempat : BIOLOGI SEL ! semua temen gue yang kenal gue dengan baik pasti tau kao gue agak-agak gimanaaaa gitu sama biologi. nah pas mau uas biologi sel ini gue malah ketiduran dan gak belajar ! Oh My God ! emangnya gue sepinter einstein ya sampe belagu mau uas tapi gak belajar? jadilah pas ujian gue gak bisa jawab apa-apa ! hiks paling cuma sepoerempatnya tuh yang bisa gue jawab ! sedih laaaaah :(

hari-hari berikutnya lumayaaaan . yaaa kimia anorganik lumayan deh bisa jawab tiga soal (walaupun belum pasti benar) tapi optimis laaah :) terus bahasa inggris juga lancaaaar -alhamdulillah- nah tinggal 2 matakuliah lagi nih yang belum : agama dan KALKULUS ! sekali lagi : K A L K U L U S ! wuaaaaah nyebut namanya aja gue udah sereeem -.- gimana ya petualangan gue dengan kalkuluuus nanti ? TUNGGU TANGGAL MAINNYA ! :))


Saturday, January 8, 2011

6 months ?

I didn’t realize that I’ve passed the first semester in UGM. It means I’ve moved to this town for 6 months. Yes, now I’m in Yogyakarta –or Jogja– I found many new things here; New home, new friends, new family, new experience and new LIFE. 


I love Jogja . I love to moved here . and I LOVE MY [new] LIFE